Dear, Amateur.

Nuriyatul Aini
2 min readMar 5, 2024

--

; let me celebrate you

merayakan alasan bertahan
pada Van Gogh Alive tour Jakarta

TW; may contain sensitive topics (mention of death)

Menjadi hidup mungkin tidak terlintas di benakmu beberapa tahun lalu. Segala pikir yang kau ingat hanya tentang kematian. Tentang bagaimana caramu mengundang para tamu agar segera hadir ke pemakaman. Memikirkan kiat supaya mereka bersuka cita atas kepergian salah seorang hamba. Sukar terlintas di sukma untuk bertahan lebih lama, setidaknya untuk mencicipi lega.

Bahkan di peringatan hari kelahiran, semua nyanyian dan harapan hanya menguar di atap-atap kamar. Api yang menyala pada ujung lilin warna-warni, di atas kue beri, melahirkan asap yang kau hirup dalam-dalam menuju rongga paru-paru. Hingga dadamu sesak. Membersamai anganmu yang asak.

Lantunan selamat, sorak sorai, dan suka cita atas bertambahnya satu usia, acap hambar rasanya.

Tapi kini kau berusaha. Berupaya semampu yang kau bisa agar tak terulang pada tahun-tahun berikutnya. Merakit puing-puing bahagia agar tercipta suka cita. Setidaknya untuk saat-saat istimewa.

“Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun!” katamu turut serta.

Setidaknya satu kali dalam kurun waktu yang cukup singkat, kuharap kau bisa merasakan dadamu penuh akan kupu-kupu yang rasanya bisa meledak sewaktu-waktu.

Setidaknya satu kali dalam kurun waktu yang cukup singkat, kuharap dunia berbaik hati memberikan kebahagiaan berlipat ganda yang tak semu. Mendapat perayaan paling meriah di hari ulang tahunmu. Menerima doa-doa baik yang terucap pada setiap makhluk yang kau temu. Menampung segala jenis ‘Amin’ dengan pelafalan ‘i’ yang penuh gaung selalu.

Seperti kata Sal Priadi, baiknya ada kue spons super lembut lezat bertumpuk, menghimpit krim susu yang polos dan potongan stroberi dingin berbaris rapi di dalam situ, merahnya menyeruak ke mana-mana. Sekelompok macan bengal berkain kasmir mengawal kawanan kelinci menancapkan lilin-lilin kecil di atasnya, junai emas mulai memainkan karangan tarinya sendiri, mamalia berkantong menyanyikan lagu-lagu cinta. Pada hari yang raya, semua mengucap mesra, serta mulia panjang umurnya.

Tiupan terompet bahkan belum cukup ramai. Kau perlu pelukan seerat mungkin, kau perlu diberi tahu bahwa dirimu bisa membuat dunia menjadi terang hanya dengan terus hidup dan bernafas.

Maka teruslah hidup hingga nafasmu menolak berhembus. Teruslah hidup dan mencari alasan untuk terus bertahan. Teruslah hidup walau beribu rintangan mengajakmu berkesudahan.

Selamat hari sampainya kamu pada dunia. Sungguh, banyak manusia menyayangimu kemarin, kini, hingga esok hari, dan hari-hari berikutnya.

Terakhir, pada hari yang raya ini, semua mengucap mesra, serta mulia panjang umurnya.

--

--